Selasa, 23 November 2010

SEBUAH PENGAKUAN

Kabar itu kembali memekakan telinga

Menyumpal kuat

Dalam balutan kebohongan dan nista

Tatkala para penguasa

Bertakhta dalam keegoan

Dan tak mampu dilerai

Realita?

Benar, itu yang terjadi

Bukan fiktif atau ilusi

Tapi, sebuah tragedi

Yang terus menjadi-jadi

Si kaya dan si miskin?

Selaksa jurang pemisah

Lewat pertikaian yang tak berujung

Dalam dua kutub

tak seorang pun merasa takjub

Created by: likawati

SETUAK KATA

Raga…

Tak kuat tuk dibawa

Akan realita yang kian mengerucut

Membentuk medan kutub

Terpenjara dalam nestapa

Yang kian tak menentu

Cakrawala….

Tak mampu berikan jawaban

Rerumputan, pepohonan…

Ah… sama saja tak mampu ceritakan fakta.

Enyah kau dari sisiku

Bosan aku!

Akan rongrongan bermacam godaan

Aku yakin…

Aku pasti bisa mengatasinya…


karya : Likawati



SAYAP-SAYAP MALAIKAT

Katakan segara!

Apa yang kau rasakan…

Beribu cacian dan hinaan

Menikam perlahan-lahan

Akan para penguasa

Merongrong dalam kegelapan

Jangan hanya mematung…

Menjalankan segenap perintah yang mereka suruh

Kita punya sayap

Bebas tuk mengepakkan ke mana kita terbang.

Ada seberkas sinar kian menyeruak

Menuju relung hati

Yang Maha suci

Camkan!

Kita punya malaikat

Menjelma dalam balutan kain putih

Melanglang buana lewat kepakan sayapnya

Menaungi insan di alam fana

Membawanya menuju secercah sinar

Tuk berani membantah

Akan para penguasa

Yang bertakhta dalam keegoan belaka

Menentang hak kaum proletar

Yang menari-nari di atas dera dan siksaan

Tuturkan segara!

Kita punya wewenang tuk membantah

Kita punya hak asasi

Bebas berdemokrasi

Karya : likawati

LENTERA JIWA

Bait-bait kata kian terucap

Di kala malam yang kian senyap

Sunyi, sepi, disaksikan alam mayapada

Bergemuruh terbalut nestapa swarga

Rengkuhan dan rintihan

Menyelinap lewat ruh-ruh insan

Yang tak bertepi

Memacu andrenalin

Dalam wujud lentera jiwa

Merongrong di atas prasangka

Tuhan tidak buta

Melihat sandiwara dunia

Lewat wiracarita hanya sekedar ilusi belaka

Di manakah lentera jjiwa itu ada?

Karya : likawati

Di Balik Kekuatan Doa

Doa itu berkah...

Doa itu hikmah...

Doa itu anugrah...

Doa itu real...

Nyata adanya

Terbungkus dalam balutan nestapa

Para insan yang menghadap Sang Semesta

Derai tangis yang Maha Fitri

Suci dari segala dengki

Menyelinap lewat butiran tasbih

Terkulai lemas lewat tafakur

Terduduk diam dalam sujud syukur

Ruh Ilahiah yang sakral

Tuhan Maha Mendengar

Akan bisikan doa-doa

Yang tlah disampaikan

Oleh umat-Nya di alam raya

Karya : Likawati

Sabtu, 13 November 2010

SENANDUNG SIMFONI ALAM

Lembayung di langit senja

Kini menyiratkan goresan kuning keemasaan

Warnanya kian mengagumkan

Menaungi seluruh insan di alam fana

Yang kini tak mampu ceritakan fakta

Desiran angin malam...

Mengalunkan simfoni

Yang tak bertepi

Pepohonan dan gunung-gunung

Tersentak mengikuti irama

Nuansa alam yang ceria

Awan pun bergelut di angkasa

Terkesiap mendendangkan lagu

Sandiwara alam raya

Yang kian tak berujung

Burung-burung camar

Senantiasa menjadi saksi

Akan sejuta pertanyaan

Alam fana yang penuh keelegian

Karya: likawati

BERKATA DALAM SENYAP

Sketsa wajah langit kini tak mampu diterka

Penuh teka-teki dan kebisuan

Seraya tak mampu memberikan sejuta ramalan

Akan wiracarita para lakon dunia

Yang tak mampu berkata

Omong kosong!

Tak ada satupun dapat dipercaya

Penuh sandiwara

Benci! Aku maki

Ibarat berlayar dihempas gelombang

Musnah ditelan badai

Pasti!

Kisah ini kan berakhir

Terlepas dari segala penderitaan

Yang penuh dengan kebohongan

karya: likawati

DUA DUNIA

Tatapannya nanar

Bak elang yang kan menerkam

Terbang melayang menembus cakrawala

Apatah daya tak sampai jua

Menuju paradiso lewati asa

Dikala Sang Penguasa bertakhta

Di singgasana yang beralaskan permata

Dentingan dawai mengalunkan irama

Menyanyikan senandung lagu Nirwana

Itu jua sirna...

Dikala rintihan menyayat

Menusuk ulu hati

Terlontar dari mulut seorang insan

Lidah pun kelu

Akan siksaan Sang Pencabut Nyawa

Membawanya ke mayapada

Menghadap Sang Penguasa

Sedih bercampur iba

Tapi tak kuasa tuk melihat

Suram!

Kini benar-benar suram

Tak ada sekeping cahaya

Menuju alam nyata

Sekelebat bayangan menggerayangi

Apakah ini dinamakan mati?

Karya: likawati

TANGIS SEORANG INSAN

Langit kian berwarna kelabu

Tak berwarna jingga atau biru

Tampak di Singgasana sana

Tergores sketsa berwajah sendu

Fatamorgana pun turut berduka

Dikala seorang insan terpakur

Di atas pusara...

Dan tak seorang pun rela

Melepas kepergiannya

Sesal, sedih kian mendayu

Disaksikan hembusan angin yang tak menentu

Percuma! Aku berkata

Toh! Tak membuatnya bangkit dari pusara

Aku hanya mampu menangis

Akan peristiwa yang amat tragis

Mungkin, ini jalan yang Tuhan berikan

Pada setiap insan yang menanti kerinduan

Aku hanya mampu berdoa

Dalam untaian kata

Semoga kau diterima di sisi-Nya

Bunga kamboja yang terpatri

Memberikan sejuta saksi

Akan kenangan yang tlah terlewati

Di bumi fana ini

Karya: likawati

Puisi "Sepenggal Kematian"

Malaikat itu pun berkata

“ Apakah kau mampu melawan cobaan ini?”

Seseorang pun menjawab dengan kepolosannya

“ Ya aku mampu”

Tatkala iblis pun menyelinap dalam raga manusia

Reinkarnasi dalam setiap hembusan nafasnya

Tercekat, suara pun terputus

terbang terbawa duka nestapa

lenyap terbawa deru gelombang

hilang termakan asa.

Karya : likawati

Puisi "Saksi Lewat Selembar Kertas"

lewat selembar kertas

Hidup itu indah

Penuh misteri dan teka-teki

Tak mampu diterka dengan ilusi

Tapi, realita yang harus dijalani

Menapaki tiap denyut jantung

Dan sudut-sudut persendian

Hingga titik terakhir

Ibarat seorang pendaki

Yang terus menapaki tiap hembusan nafas

Cobaan,

Jangan takut tuk menapakinya

Selaksa mercusuar yang memberikan percikan-percikan

Api ke dalam rongga-rongga kehidupan

Takut ketika terjerembab

Dalam medan-medan kenikmatan

Yang penuh kemunafikan

Hidup itu luas

Hingga akhir batas

Tak ada sekat tuk menjalaninya

Kepenatan, keindahan, hingga penyesalan

Menyatu menjadi Satu

Dalam bongkahan-bongkahan raga

Yang hilang termakan asa.


karya : Likawati