Sabtu, 13 November 2010

SENANDUNG SIMFONI ALAM

Lembayung di langit senja

Kini menyiratkan goresan kuning keemasaan

Warnanya kian mengagumkan

Menaungi seluruh insan di alam fana

Yang kini tak mampu ceritakan fakta

Desiran angin malam...

Mengalunkan simfoni

Yang tak bertepi

Pepohonan dan gunung-gunung

Tersentak mengikuti irama

Nuansa alam yang ceria

Awan pun bergelut di angkasa

Terkesiap mendendangkan lagu

Sandiwara alam raya

Yang kian tak berujung

Burung-burung camar

Senantiasa menjadi saksi

Akan sejuta pertanyaan

Alam fana yang penuh keelegian

Karya: likawati

BERKATA DALAM SENYAP

Sketsa wajah langit kini tak mampu diterka

Penuh teka-teki dan kebisuan

Seraya tak mampu memberikan sejuta ramalan

Akan wiracarita para lakon dunia

Yang tak mampu berkata

Omong kosong!

Tak ada satupun dapat dipercaya

Penuh sandiwara

Benci! Aku maki

Ibarat berlayar dihempas gelombang

Musnah ditelan badai

Pasti!

Kisah ini kan berakhir

Terlepas dari segala penderitaan

Yang penuh dengan kebohongan

karya: likawati

DUA DUNIA

Tatapannya nanar

Bak elang yang kan menerkam

Terbang melayang menembus cakrawala

Apatah daya tak sampai jua

Menuju paradiso lewati asa

Dikala Sang Penguasa bertakhta

Di singgasana yang beralaskan permata

Dentingan dawai mengalunkan irama

Menyanyikan senandung lagu Nirwana

Itu jua sirna...

Dikala rintihan menyayat

Menusuk ulu hati

Terlontar dari mulut seorang insan

Lidah pun kelu

Akan siksaan Sang Pencabut Nyawa

Membawanya ke mayapada

Menghadap Sang Penguasa

Sedih bercampur iba

Tapi tak kuasa tuk melihat

Suram!

Kini benar-benar suram

Tak ada sekeping cahaya

Menuju alam nyata

Sekelebat bayangan menggerayangi

Apakah ini dinamakan mati?

Karya: likawati

TANGIS SEORANG INSAN

Langit kian berwarna kelabu

Tak berwarna jingga atau biru

Tampak di Singgasana sana

Tergores sketsa berwajah sendu

Fatamorgana pun turut berduka

Dikala seorang insan terpakur

Di atas pusara...

Dan tak seorang pun rela

Melepas kepergiannya

Sesal, sedih kian mendayu

Disaksikan hembusan angin yang tak menentu

Percuma! Aku berkata

Toh! Tak membuatnya bangkit dari pusara

Aku hanya mampu menangis

Akan peristiwa yang amat tragis

Mungkin, ini jalan yang Tuhan berikan

Pada setiap insan yang menanti kerinduan

Aku hanya mampu berdoa

Dalam untaian kata

Semoga kau diterima di sisi-Nya

Bunga kamboja yang terpatri

Memberikan sejuta saksi

Akan kenangan yang tlah terlewati

Di bumi fana ini

Karya: likawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar